Tenang saja, hyung. Kau bisa cari yang lain,” ujar Sehun dengan enteng dịch - Tenang saja, hyung. Kau bisa cari yang lain,” ujar Sehun dengan enteng Việt làm thế nào để nói

Tenang saja, hyung. Kau bisa cari y

Tenang saja, hyung. Kau bisa cari yang lain,” ujar Sehun dengan enteng.

“Tentu saja,” ujar Luhan bangga. “Mudah mencari penggantinya. Kalian seperti tidak tahu aku saja. Perempuan mana yang sanggup menolak pesonaku?”

“Keundae, bagaimana bisa ada murid lain yang datang ke sana? Bukankah belakang gedung sekolah jarang sekali di datangi kecuali Luhan hyung dan perempuan-perempuannya? Apa mungkin perempuan itu tahu kau akan melakukannya di sana dan dia berniat menggagalkannya karena cemburu?” tanya Jong In penasaran.

Luhan diam sejenak. Ia kembali mengingat ekspresi perempuan tadi saat melihat dia dan Hyorin. “Sepertinya tidak. Kurasa dia salah jalan. Dia begitu terkejut melihat kami dan kondisi kami saat itu. Ia juga buru-buru minta maaf dan langsung lari. Dan wajahnya itu tidak pernah ku lihat di sekolah ini. Apa mungkin dia…”

Omongan Luhan terpotong ketika YoonA mendatangi kelompok mereka. YoonA langsung mendekati Chanyeol dengan raut wajah cemas.

“Yeollie-ah, kenapa Taeyeon belum kembali juga? Apa kau yakin Jaejoong sunbae ada di taman belakang sekolah? Atau, apa mungkin Taeyeon kesasar?” tanya YoonA cemas.

“Tidak mungkin kesasar. Dia bisa saja bertanya pada Lee ahjussi, ‘kan? Dan aku benar-benar yakin Jaejoong sunbae ada di sana. Aku sudah bertanya padanya kemarin malam,” jawab Chanyeol.

“Mungkin dia gagal dan takut untuk kembali ke kelas,” ujar Kris.

“Aniya, kalau Taeyeon gagal, dia tidak akan takut untuk mengakuinya,” sergah YoonA cepat. “Lagipula Min Seok juga belum datang untuk melaporkan hasilnya,”

“Apa yang sedang kalian bicarakan?” tanya Luhan, yang merasa menjadi seseorang paling bodoh dalam percakapan mereka.

“Ah, ada murid baru di kelas ini. Tantangan untuk tradisi kita adalah dia harus menyatakan perasaannya pada Jaejoong sunbae dan jawabannya dari Jaejoong haruslah positif. Kau tahu, ‘kan Jaejoong sunbae paling susah untuk memberikan jawaban? Kurasa Kim Taeyeon pun akan di acuhkannya juga,” jawab Chanyeol sambil tertawa.

“Tapi dia manis dan imut. Apa Jaejoong sunbae tidak akan mempertimbangkannya dulu?” tanya Jong In.

“Secantik apapun, Jaejoong hyung tidak akan mau memperdulikan perempuan-perempuan itu,” jawab Luhan. “Kenapa kau tidak menyuruhnya untuk mendekatiku saja?”

“Dia cantik. Kau mungkin akan menerimanya dengan senang hati,” jawab Kris cepat, membuat teman-temannya yang lain tertawa.

“Aku juga tidak mau kalau Taeyeon mendekatimu. Kau sangat playboy dan dia benci itu,” kata YoonA pada Luhan.

“Dia belum lihat aku. Dia akan langsung jatuh hati begitu melihatku,” ujar Luhan dengan kepercayaan dirinya yang selalu melambung tinggi.

“Dan kau belum mengenalnya. Dia bukan seperti perempuan kebanyakan,” ujar YoonA.

Tepat saat itu, Min Seok, teman dekat Luhan, masuk ke dalam kelas dan ikut bergabung dengan mereka. Ia tersenyum penuh arti pada mereka semua, terutama pada YoonA.

“Apa hasilnya?” tanya Chanyeol dan Kris bergantian.

“Sepertinya ini untuk pertama kalinya kita harus memikirkan hukuman apa yang tepat untuk kegagalan Kim Taeyeon,” jawab Min Seok.

Sontak Chanyeol dan seisi kelas bertepuk tangan. Kelas kembali ribut, dan yang diam hanyalah YoonA, yang semakin cemas dengan Taeyeon, dan Luhan, yang merasa itu tidak terlalu penting baginya.

“Tolong jangan hukuman macam-macam, Yeollie-ah,” tegur YoonA serius.

“Tenang saja. Jong In yang akan memberikan hukumannya,” jawab Chanyeol. “Jong In-ah, menurutmu apa?”

Jong In berpikir lumayan lama, dan seisi kelas menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Jong In, berharap itu adalah hal-hal yang membuat mereka bahagia.

~~~

Taeyeon kembali ke kelasnya dengan perlahan-lahan. Sepatunya masih sedikit lembab, tapi sudah tidak terlalu basah karena ia menggunakan sapu tangan yang lumayan besar pemberian laki-laki penyelamatnya, Jaejoong. Tapi, sapu tangan saja sebenarnya tidak bisa mengeringkan sepatu Taeyeon seutuhnya. Itu sebabnya Taeyeon menunggu selama sepuluh menit lamanya di bawah matahari agar sepatunya tidak terlalu basah. Sekarang sapu tangan itu terlipat rapi di dalam saku seragam Taeyeon. Ia berencana mencuci dan merapikan kembali sapu tangan pemberian Jaejoong.

Begitu ia membuka pintu kelasnya, sontak seisi kelas bertepuk tangan dengan riuhnya. Taeyeon terkejut. Lengannya di tarik oleh YoonA untuk masuk ke dalam kelas. Beberapa orang laki-laki dan perempuan mendatangi Taeyeon, termasuk Chanyeol.

“Kau gagal?” tanya Chanyeol, dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

Taeyeon mendengus kesal. “Aku tersesat. Aku bingung arah mana kalau ingin ke taman belakang sekolah,”

“Pantas saja kau tidak ada di sana. Aku sudah menunggumu sampai Jaejoong sunbae kembali ke kelas,” kata Min Seok.

“Sudah ku bilang aku salah arah,” ujar Taeyeon kesal.

YoonA memerhatikan Taeyeon dengan pandangan khawatir. Apalagi saat di lihatnya ada yang tidak beres pada sepatu kanan Taeyeon.

“Sudahlah, kau duduk saja. Sebentar lagi pergantian pelajaran,” kata YoonA.

“Hukumannya?” tanya Chanyeol.

Ia balik badan dan melambaikan tangannya pada Jong In. “Jong In-ah! Kemarilah,”

Taeyeon melihat seorang laki-laki berambut hitam legam dan berkulit cokelat seksi menghampiri mereka. Dia manis, dan Taeyeon mengakui itu begitu ia melihat senyuman Jong In padanya.

Di sisi lain, Luhan yang penasaran dengan murid baru yang di puji cantik oleh teman-temannya, menatap murid baru itu di antara kerumunan teman-teman sekelasnya. Ia malas untu bangkit berdiri dan melihat. Ia hanya ingin melihat dari kejauhan saja, dan yang hanya bisa ditangkapnya dari si murid baru adalah rambut panjangnya yang ikal berwarna hitam kecokelatan.

“Kim Taeyeon, mianhae. Tapi sesuai perjanjian, jika gagal siap menerima hukuman. Kau sudah menepatinya, ‘kan?” tanya Jong In.

“Arraseo, ppaliwa,” jawab Taeyeon.

“Ya! 5 menit lagi Park seonsaengnim akan sampai ke kelas. Ia sudah selesai mengajar dan sedang dalam perjalanan kemari! Cepat bereskan kelas dan duduk tenang!” seru Joon Myun, selaku ketua kelas dalam kelas itu.

“Kim Taeyeon, nanti akan kita bicarakan,” kata Jong In dan ia segera melesat ke bangkunya, diikuti teman-temannya yang lain.

Seisi kelas tampak membereskan semua meja-meja yang tak beraturan dan membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di lantai kelas akibat perang tadi. Taeyeon dan YoonA hanya melihat-lihat mereka. Sesekali YoonA dengan jahilnya menaburkan kembali sampah-sampahnya di lantai dan sukses membuat si pembuang sampah kesal setengah mati.

“Dari mana dia tahu sebentar lagi Park seonsaengnim itu akan datang?” tanya Taeyeon. Sembari mencari-cari di mana YoonA letakkan tasnya.

“Dia punya banyak mata-mata di kelas sebelah,” jawab YoonA. “Kau cari apa?”

“Tasku,” jawab Taeyeon. “Aku ingin duduk di sebelahmu saja,”

“Ani. Semua tempat di dekatku sudah penuh. Aku meletakkan tasmu di sebelah laki-laki yang sedang tidur itu, di sebelah jendela sebelah kanan,” jawab YoonA.

“Eoh, arraseo,” kata Taeyeon.

Ia dan YoonA berpisah arah. YoonA ke arah kiri, sedangkan Taeyeon ke arah kanan. Dengan perlahan ia menghampiri seorang laki-laki yang berambut pirang kecokelatan dan kepalanya terkulai ke atas meja. Sepertinya sedang tertidur. Taeyeon ingin menyapanya, namun seorang wanita paruh baya, Park seonsaengnim, membuka pintu kelas dan semua murid langsung diam. Taeyeon akhirnya langsung duduk saja di bangkunya.

“Baiklah, oh chakkamman,” ujar Park seonsaengnim. Ia memakai kacamatanya dan sedang membaca-baca kumpulan kertas yang ia keluarkan dari tasnya.

Begitu mendengar suara Park seonsaengnim, kepala laki-laki di sebelah Taeyeon terangkat. Taeyeon menolehkan kepalanya ke arah laki-laki itu dan betapa terkejutnya dia begitu ia melihat wajahnya. Itu adalah laki-laki yang ia lihat di belakang gedung sekolah, laki-laki yang berduaan dengan seorang perempuan dan melakukan hal yang tidak pantas. Kejadian itu terekam kembali dalam ingatan Taeyeon, membuat Taeyeon bergumam, “Andwae, andwae, andwae,”

Mendengar gumaman dari mulut Taeyeon, laki-laki itu menolehkan kepalanya ke arah Taeyeon. Reaksinya pun juga sama, terkejut. Ia sangat ingat bagaimana wajah perempuan yang memergoki dirinya dan Hyorin di belakang gedung sekolah. Ia tidak menyangka perempuan itu adalah murid baru di kelas mereka dan duduk di sampingnya.

“Ya, neo,” panggil laki-laki itu pelan.

Taeyeon berniat untuk pura-pura tidak mendengarkan. Beruntung, seseorang di belakang mereka memanggil nama laki-laki itu.

“Luhan-ah,”

Laki-laki yang bernama Luhan itu balik badan dan mengobrol dengan teman di belakangnya. Taeyeon menghembuskan nafas lega dengan pelan.

“Ada murid baru, ya?” tanya Park seonsaengnim.

“Ne,” jawab seisi kelas. Luhan kembali ke posisinya dan matanya tertuju pada Taeyeon. Taeyeon merasakan tatapan Luhan. Namun, ia berusaha untuk tidak membalas tatapannya.

“Kau Kim Taeyeon? Bisakah kau kemari?” panggil Park seonsaengnim.

Taeyeon mengangguk pelan dan ia bangkit dari bangkunya menuju meja Park seonsaengnim. Park seonsaengnim menatap wajah Taeyeon dan tersenyum manis.

“Gadis yang manis,” puji Park seonsaengnim, membuat pipi Taeyeon merona merah.

“Gamsahamnida, seonsaengnim,” jawab Taeyeon.

“Ini. Kepala Sekolah menyerahkan kunci kamar asramamu padaku sebelum aku ke sini. Dia menitipkan padaku dan mengatakan barang-barangmu akan sampai nanti sore,” ujar Park seonsaengnim sambil menyerahkan sebuah kunci perak kepada Taeyeon. “Kamarmu sudah rapi dan siap untuk di tempati,”

Taeyeon menerimanya. “Oh, gamsahamnida seonsaengnim,”

Park seonsaengnim mengangguk sambil tersenyum dan mempersilakan Taeyeon untuk kembali ke bangkunya. Taeyeon melangkah perlahan ke bangkunya dan duduk dengan wajah sedikit tertunduk. Ia menghindari eye contact dengan Luhan, dan itu kentara sekali.

“Kau menghindariku?” tanya Luhan tiba-tiba, ketika pelajaran dimulai.

Taeyeon terkejut dan ia menolehkan pandangannya ke arah Luhan. Namun, tatapannya tidak tertuju pada Luhan.

“Eh? Aniya, bagaimana bisa aku menghindari ses
0/5000
Từ: -
Sang: -
Kết quả (Việt) 1: [Sao chép]
Sao chép!
2, hyung. Bạn có thể tìm thấy những người khác, "nói Sehun với một

nhẹ." tất nhiên, "Luhan nói tự hào. "Dễ dàng để tìm người kế nhiệm ông. Anh biết tôi không thích nó. Nơi phụ nữ có thể từ chối pesonaku?"

"Keundae, làm thế nào có thể có là một học sinh người nói có? Không phải là phía sau trường xây dựng hiếm khi đến ngoại trừ Luhan hyung và perempuan-perempuannya? Những gì có thể cô ấy biết bạn sẽ làm điều đó đằng kia và ông là ý định về menggagalkannya vì ghen tuông? "hỏi Jong trong tò mò.

Luhan im lặng cho một thời điểm. Ông một lần nữa đã được đưa ra biểu thức tỷ lần cuối cùng nhìn thấy cô ấy và Hyorin. "Có vẻ như không. Tôi đoán ông đi sai đường. Ông đã rất ngạc nhiên khi thấy chúng tôi và điều kiện của chúng tôi lúc đó. Ông cũng vội vàng xin lỗi và ngay lập tức bỏ đi. Và khuôn mặt của mình không bao giờ là quan điểm của tôi ở trường này. Những gì có thể ông... "

bài diển văn Luhan cắt ngắn khi YoonA đến nhóm của họ. YoonA trực tiếp tiếp cận bởi nhìn trên khuôn mặt của lo lắng Chanyeol.

"Yeollie-ah, tại sao Taeyeon là nhưng một lần nữa quá? Bạn sunbae Jaejoong chắc chắn trong khu vườn phía sau trường học là gì? Hoặc, những gì có thể Taeyeon bị lạc? "hỏi YoonA lo lắng.

" là dường như không bị lạc. Ông có thể chỉ cần hỏi Lee ahjussi, ' đúng? Và tôi hoàn toàn chắc chắn Jaejoong sunbae có. Tôi đã yêu cầu anh ta đêm hôm qua "trả lời Chanyeol.

" có lẽ ông không thành công và sợ để trở lại lớp học, "nói Kris

." Aniya, nếu Taeyeon không, ông sẽ không được sợ để thừa nhận nó, "sergah YoonA một cách nhanh chóng. "Hơn nữa Min Seok cũng đã đến để báo cáo về kết quả,"

"What are you guys nói về?" yêu cầu Luhan, những người tìm thấy nó là những người dumbest trong hội thoại.

"Ah, có là một sinh viên mới trong lớp này. Thách thức truyền thống của chúng tôi là rằng ông cần khai báo cảm xúc của mình trên Jaejoong sunbae và câu trả lời từ Jaejoong phải tích cực. Bạn biết, ' Jaejoong sunbae khó khăn nhất để cung cấp cho câu trả lời? Tôi đoán Kim Taeyeon sẽ trong acuhkannya quá, "trả lời Chanyeol trong khi

một cười." nhưng cô là ngọt và dễ thương. Những gì sunbae Jaejoong sẽ không xem xét nó sử dụng để? "hỏi Jong in

" như đẹp như bất kỳ, Jaejoong hyung sẽ không muốn bỏ qua những người phụ nữ, "Luhan nói. "Tại sao bạn không nói cho anh ta tới gần tôi thay vào đó?"

"Cô là tuyệt đẹp. Bạn đang có lẽ sẽ chấp nhận nó sẵn sàng, "Kris trả lời, một cách nhanh chóng, để kết bạn bất kỳ khác

để cười." tôi cũng không muốn nếu Taeyeon mendekatimu. Bạn đang rất playboy và cô ghét nó, "nói YoonA trên Luhan.

" ông đã không nhìn thấy tôi. Ông sẽ trực tiếp tình yêu vì vậy thấy tôi, "nói Luhan và sự tự tin của mình mà luôn luôn soar.

" và bạn không biết cô ta. Ông đã không giống như hầu hết phụ nữ, "nói YoonA.

đúng thời điểm, Min Seok, một người bạn thân của Luhan, nhập vào các lớp học và gia nhập với họ. Nụ cười cô đầy đủ ý nghĩa trên tất cả chúng, đặc biệt là trên YoonA.

"những kết quả?" hỏi Chanyeol và Kris

xen kẽ. "dường như lần đầu tiên chúng ta phải suy nghĩ về những gì là hình phạt phải cho sự thất bại của Kim Taeyeon,"trả lời Min Seok.

Chanyeol và tất cả của một bất ngờ cả lớp clapped. Các lớp học ồn, và một lần nữa sự thinh lặng đã chỉ YoonA, Taeyeon và ngày càng lo lắng, và Luhan, những người cảm thấy nó không phải là quá quan trọng với anh ta. "Xin vui lòng không

tất cả các loại hình phạt, Yeollie-ah," scolds YoonA nghiêm túc.

"2. Jong trong sẽ cung cấp cho một hình phạt, "trả lời Chanyeol. "Jong trong-ah, bạn nghĩ gì?"

Jong trong suy nghĩ khá dài, và các lớp học toàn bộ chờ đợi câu trả lời sẽ đến ra khỏi miệng Jong in, Hy vọng đó là những điều mà làm cho họ hạnh phúc.

~

~ ~ Taeyeon quay trở lại lớp học của mình bằng cách từ từ. Giày của ông vẫn còn một chút ẩm ướt, nhưng không quá ẩm ướt vì nó sử dụng một khăn tay lớn hơn trao giải thưởng nữ vô ý, Jaejoong. Nhưng khăn tay thực sự không chỉ có thể khô giày Taeyeon toàn bộ. Đó là lý do tại sao Taeyeon chờ đợi cho mười phút thời gian dưới ánh mặt trời vì vậy rằng giày của ông là không quá ẩm ướt. Bây giờ đó là gọn gàng gấp khăn tay trong túi Taeyeon thống nhất. Ông đã quy hoạch rửa và trang trí lại quà khăn Jaejoong.

do đó, ông đã mở cửa của lớp học của mình, Tất cả của một bất ngờ cả lớp clapped với riuhnya. Taeyeon đã ngạc nhiên. Cánh tay của mình trong kéo bởi YoonA để có được vào lớp. Một số người đàn ông và phụ nữ đã đến Taeyeon, bao gồm Chanyeol.

"bạn không?" hỏi Chanyeol, với một nụ cười rộng graced của cô phải đối mặt. snorting Taeyeon đã được pissed off

. "Tôi đã bị mất. Tôi là nhầm lẫn cách đó nếu bạn muốn một khu vườn phía sau trường học, "

"Anh chỉ không không đúng cách có. Tôi đã hy vọng bạn sẽ Jaejoong sunbae trở lại vào lớp học, "nói Min Seok

." nó đã là tôi nói rằng tôi đã sai lầm, "nói Taeyeon khó chịu.

YoonA xem Taeyeon với một lần xem có liên quan. Hãy để một mình thấy thời điểm này trong bất cứ điều gì đi sai trên giày bên phải

Taeyeon. "không bao giờ nhớ, bạn đang ngồi một mình. Offing bài học biến, "cho biết YoonA.

" trừng phạt?"yêu cầu Chanyeol.

ông trở lại cơ thể và vẫy tay của cô tại Jong In." Jong trong-ah! Đến đây, "

Taeyeon nhìn một người đàn ông của cô tóc máy bay phản lực đen và sexy brown da tiếp cận họ. Cô ấy dễ thương, và Taeyeon thú nhận rằng khi ông thấy nụ cười Jong trong cô

. mặt khác, một Luhan tò mò với các sinh viên mới vào những lời khen đẹp bởi bạn bè của mình, nhìn chằm chằm tuyển dụng mới vào cũng nằm trong số đám đông của bạn cùng lớp. Ông là lười biếng để tăng lên và có một cái nhìn. Ông chỉ muốn nhìn thấy từ khoảng cách chỉ, và chỉ có thể được đánh bắt từ các nhân viên đạt mới một màu đen mái tóc dài xoăn tanned.

"Kim Taeyeon, mianhae. Nhưng theo thỏa thuận, nếu nó không sẵn sàng để chấp nhận hình phạt. Bạn đã là menepatinya, ' quyền? "hỏi Jong ở.

"Arraseo, ppaliwa," trả lời Taeyeon. "có

! 5 thêm phút Park seonsaengnim sẽ nhận được đến lớp. Ông đã hoàn thành giảng dạy và trên con đường của tôi ở đây! Nhanh chóng đối phó với lớp và ngồi lặng lẽ! "kêu lên Joon Myun, là người đứng đầu của các lớp học trong lớp đó.

" Kim Taeyeon, sau đó chúng tôi sẽ nói về, "nói Jong trong và ông ngay lập tức bolted đến phân, sau đó là của mình

khác.Cả lớp dường như chăm sóc của tất cả các bảng được bất thường và sạch lên thùng rác-thùng rác rải rác trên sàn của chiến tranh lớp. Taeyeon và YoonA chỉ cần nhìn xung quanh. Thỉnh thoảng YoonA với jahilnya rắc lên trên sàn nhà, khi các mảnh vỡ rửa trở lại và thành công làm cho rác Dumper khó chịu một nửa-chết

."Từ nơi mà ông biết ngoài khơi Park seonsaengnim nó sẽ đến?" hỏi Taeyeon. Trong khi nhìn xung quanh cho đâu YoonA đặt túi của mình.

"ông có nhiều điệp viên trong lớp học kế bên," nói YoonA. "Đã làm bạn thấy bất cứ điều gì?"

"Túi của tôi," nói Taeyeon. "Tôi muốn ngồi ở sebelahmu,"

"Ani. Tất cả các địa điểm gần tôi là đã đầy đủ. Tôi đặt một tasmu bên cạnh một người đàn ông người đã ngủ, ở bên phải của cửa sổ, "nói YoonA.

" Eoh, arraseo, "nói Taeyeon.

ông và YoonA chia tay. YoonA về phía bên trái, trong khi đi đúng hướng để Taeyeon. Từ từ cô tiếp cận một cô gái tóc vàng tỷ tanned và đầu droops lên bảng. Có vẻ như đang ngủ. Taeyeon muốn nói hi, nhưng một người phụ nữ trung niên, Park seonsaengnim, Mở cửa của lớp học và tất cả các em học sinh ngay lập tức silent. Taeyeon cuối cùng ngồi trên các phân ngay lập tức.

"Vâng, oh chakkamman," cho biết công viên seonsaengnim. Ông đặt trên kính của mình và membaca-baca là một tập hợp các giấy tờ ông loại bỏ từ túi của mình.

vì vậy nghe Park seonsaengnim, người đàn ông đi bên cạnh Taeyeon lớn lên. Taeyeon menolehkan đầu hướng về người đàn ông và làm thế nào cô đã bị sốc khi nhìn thấy khuôn mặt của mình. Nó là người đàn ông, ông đã thấy ở phía sau trường xây dựng, một người đàn ông đang được một mình với một người phụ nữ và làm những việc không phù hợp. Làm cho sự kiện được ghi lại trong bộ nhớ của Taeyeon, Taeyeon lẩm bẩm, "Andwae, andwae, andwae,"

Nghe một murmur từ miệng của Taeyeon, menolehkan tỷ đầu theo hướng Taeyeon. Phản ứng được cũng tương tự, ngạc nhiên. Ông được nhớ tới đặc biệt như thế nào bộ mặt của phụ nữ đã bắt cô ấy và Hyorin đằng sau việc xây dựng trường học. Ông không bao giờ nghĩ rằng người phụ nữ là một học sinh mới của lớp và ngồi với anh ta.

"có, neo," gọi người đàn ông

lặng lẽ.Taeyeon muốn giả vờ không nghe. May mắn thay, ai đó phía sau họ gọi tên tỷ.

"Luhan-ah",

cậu bé tên là Luhan của cơ thể trở lại và trò chuyện với bạn bè trong tow. Taeyeon thở một sigh cứu trợ với các lặng lẽ.

"đó là một sinh viên mới, có?" hỏi Park seonsaengnim.

"Ne," trả lời cả lớp. Luhan quay trở lại vị trí của mình và đôi mắt của ông cố định trên Taeyeon. Taeyeon cảm thấy cái nhìn của Luhan. Tuy nhiên, ông cố gắng không để trả thù cho mình trong nháy mắt.

"bạn Kim Taeyeon? Bạn có thể đến đây? "gọi công viên seonsaengnim.

Taeyeon gật đầu nhẹ nhàng và nó tăng từ bảng đối với Park seonsaengnim phân. Taeyeon của khuôn mặt nhìn seonsaengnim Park và nụ cười ngọt ngào.

"cô gái ngọt ngào,"ngợi khen Park seonsaengnim, làm cho màu đỏ blushes. Taeyeon má

" Gamsahamnida, Taeyeon seonsaengnim, "trả lời."

. Chính tay tôi chìa khóa phòng asramamu trước khi tôi đã ở đây. Cô còn lại tôi và nói rằng các sản phẩm thy sẽ cho đến khi sau này trong buổi chiều, "ông Park seonsaengnim bàn giao một chìa khóa bạc để Taeyeon. "Phòng của bạn được gọn gàng và sẵn sàng cho gia đình,"Taeyeon

chấp nhận nó."Oh, gamsahamnida seonsaengnim, "

Park seonsaengnim gật đầu với một nụ cười và mời Taeyeon sao phân. Taeyeon bước chậm vào phân và ngồi xuống với khuôn mặt một chút downcast. Ông tránh mắt liên hệ với Luhan, và nó sẽ toàn.

"bạn menghindariku?" hỏi Luhan đột nhiên, khi bắt đầu một bài học.

Taeyeon là ngạc nhiên và ông menolehkan điểm của mình về phía Luhan. Tuy nhiên, các gaze cố định trên Luhan.

"Eh? Aniya, làm thế nào tôi có thể tránh ses
đang được dịch, vui lòng đợi..
Kết quả (Việt) 2:[Sao chép]
Sao chép!
Tenang saja, hyung. Kau bisa cari yang lain,” ujar Sehun dengan enteng.

“Tentu saja,” ujar Luhan bangga. “Mudah mencari penggantinya. Kalian seperti tidak tahu aku saja. Perempuan mana yang sanggup menolak pesonaku?”

“Keundae, bagaimana bisa ada murid lain yang datang ke sana? Bukankah belakang gedung sekolah jarang sekali di datangi kecuali Luhan hyung dan perempuan-perempuannya? Apa mungkin perempuan itu tahu kau akan melakukannya di sana dan dia berniat menggagalkannya karena cemburu?” tanya Jong In penasaran.

Luhan diam sejenak. Ia kembali mengingat ekspresi perempuan tadi saat melihat dia dan Hyorin. “Sepertinya tidak. Kurasa dia salah jalan. Dia begitu terkejut melihat kami dan kondisi kami saat itu. Ia juga buru-buru minta maaf dan langsung lari. Dan wajahnya itu tidak pernah ku lihat di sekolah ini. Apa mungkin dia…”

Omongan Luhan terpotong ketika YoonA mendatangi kelompok mereka. YoonA langsung mendekati Chanyeol dengan raut wajah cemas.

“Yeollie-ah, kenapa Taeyeon belum kembali juga? Apa kau yakin Jaejoong sunbae ada di taman belakang sekolah? Atau, apa mungkin Taeyeon kesasar?” tanya YoonA cemas.

“Tidak mungkin kesasar. Dia bisa saja bertanya pada Lee ahjussi, ‘kan? Dan aku benar-benar yakin Jaejoong sunbae ada di sana. Aku sudah bertanya padanya kemarin malam,” jawab Chanyeol.

“Mungkin dia gagal dan takut untuk kembali ke kelas,” ujar Kris.

“Aniya, kalau Taeyeon gagal, dia tidak akan takut untuk mengakuinya,” sergah YoonA cepat. “Lagipula Min Seok juga belum datang untuk melaporkan hasilnya,”

“Apa yang sedang kalian bicarakan?” tanya Luhan, yang merasa menjadi seseorang paling bodoh dalam percakapan mereka.

“Ah, ada murid baru di kelas ini. Tantangan untuk tradisi kita adalah dia harus menyatakan perasaannya pada Jaejoong sunbae dan jawabannya dari Jaejoong haruslah positif. Kau tahu, ‘kan Jaejoong sunbae paling susah untuk memberikan jawaban? Kurasa Kim Taeyeon pun akan di acuhkannya juga,” jawab Chanyeol sambil tertawa.

“Tapi dia manis dan imut. Apa Jaejoong sunbae tidak akan mempertimbangkannya dulu?” tanya Jong In.

“Secantik apapun, Jaejoong hyung tidak akan mau memperdulikan perempuan-perempuan itu,” jawab Luhan. “Kenapa kau tidak menyuruhnya untuk mendekatiku saja?”

“Dia cantik. Kau mungkin akan menerimanya dengan senang hati,” jawab Kris cepat, membuat teman-temannya yang lain tertawa.

“Aku juga tidak mau kalau Taeyeon mendekatimu. Kau sangat playboy dan dia benci itu,” kata YoonA pada Luhan.

“Dia belum lihat aku. Dia akan langsung jatuh hati begitu melihatku,” ujar Luhan dengan kepercayaan dirinya yang selalu melambung tinggi.

“Dan kau belum mengenalnya. Dia bukan seperti perempuan kebanyakan,” ujar YoonA.

Tepat saat itu, Min Seok, teman dekat Luhan, masuk ke dalam kelas dan ikut bergabung dengan mereka. Ia tersenyum penuh arti pada mereka semua, terutama pada YoonA.

“Apa hasilnya?” tanya Chanyeol dan Kris bergantian.

“Sepertinya ini untuk pertama kalinya kita harus memikirkan hukuman apa yang tepat untuk kegagalan Kim Taeyeon,” jawab Min Seok.

Sontak Chanyeol dan seisi kelas bertepuk tangan. Kelas kembali ribut, dan yang diam hanyalah YoonA, yang semakin cemas dengan Taeyeon, dan Luhan, yang merasa itu tidak terlalu penting baginya.

“Tolong jangan hukuman macam-macam, Yeollie-ah,” tegur YoonA serius.

“Tenang saja. Jong In yang akan memberikan hukumannya,” jawab Chanyeol. “Jong In-ah, menurutmu apa?”

Jong In berpikir lumayan lama, dan seisi kelas menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Jong In, berharap itu adalah hal-hal yang membuat mereka bahagia.

~~~

Taeyeon kembali ke kelasnya dengan perlahan-lahan. Sepatunya masih sedikit lembab, tapi sudah tidak terlalu basah karena ia menggunakan sapu tangan yang lumayan besar pemberian laki-laki penyelamatnya, Jaejoong. Tapi, sapu tangan saja sebenarnya tidak bisa mengeringkan sepatu Taeyeon seutuhnya. Itu sebabnya Taeyeon menunggu selama sepuluh menit lamanya di bawah matahari agar sepatunya tidak terlalu basah. Sekarang sapu tangan itu terlipat rapi di dalam saku seragam Taeyeon. Ia berencana mencuci dan merapikan kembali sapu tangan pemberian Jaejoong.

Begitu ia membuka pintu kelasnya, sontak seisi kelas bertepuk tangan dengan riuhnya. Taeyeon terkejut. Lengannya di tarik oleh YoonA untuk masuk ke dalam kelas. Beberapa orang laki-laki dan perempuan mendatangi Taeyeon, termasuk Chanyeol.

“Kau gagal?” tanya Chanyeol, dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

Taeyeon mendengus kesal. “Aku tersesat. Aku bingung arah mana kalau ingin ke taman belakang sekolah,”

“Pantas saja kau tidak ada di sana. Aku sudah menunggumu sampai Jaejoong sunbae kembali ke kelas,” kata Min Seok.

“Sudah ku bilang aku salah arah,” ujar Taeyeon kesal.

YoonA memerhatikan Taeyeon dengan pandangan khawatir. Apalagi saat di lihatnya ada yang tidak beres pada sepatu kanan Taeyeon.

“Sudahlah, kau duduk saja. Sebentar lagi pergantian pelajaran,” kata YoonA.

“Hukumannya?” tanya Chanyeol.

Ia balik badan dan melambaikan tangannya pada Jong In. “Jong In-ah! Kemarilah,”

Taeyeon melihat seorang laki-laki berambut hitam legam dan berkulit cokelat seksi menghampiri mereka. Dia manis, dan Taeyeon mengakui itu begitu ia melihat senyuman Jong In padanya.

Di sisi lain, Luhan yang penasaran dengan murid baru yang di puji cantik oleh teman-temannya, menatap murid baru itu di antara kerumunan teman-teman sekelasnya. Ia malas untu bangkit berdiri dan melihat. Ia hanya ingin melihat dari kejauhan saja, dan yang hanya bisa ditangkapnya dari si murid baru adalah rambut panjangnya yang ikal berwarna hitam kecokelatan.

“Kim Taeyeon, mianhae. Tapi sesuai perjanjian, jika gagal siap menerima hukuman. Kau sudah menepatinya, ‘kan?” tanya Jong In.

“Arraseo, ppaliwa,” jawab Taeyeon.

“Ya! 5 menit lagi Park seonsaengnim akan sampai ke kelas. Ia sudah selesai mengajar dan sedang dalam perjalanan kemari! Cepat bereskan kelas dan duduk tenang!” seru Joon Myun, selaku ketua kelas dalam kelas itu.

“Kim Taeyeon, nanti akan kita bicarakan,” kata Jong In dan ia segera melesat ke bangkunya, diikuti teman-temannya yang lain.

Seisi kelas tampak membereskan semua meja-meja yang tak beraturan dan membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di lantai kelas akibat perang tadi. Taeyeon dan YoonA hanya melihat-lihat mereka. Sesekali YoonA dengan jahilnya menaburkan kembali sampah-sampahnya di lantai dan sukses membuat si pembuang sampah kesal setengah mati.

“Dari mana dia tahu sebentar lagi Park seonsaengnim itu akan datang?” tanya Taeyeon. Sembari mencari-cari di mana YoonA letakkan tasnya.

“Dia punya banyak mata-mata di kelas sebelah,” jawab YoonA. “Kau cari apa?”

“Tasku,” jawab Taeyeon. “Aku ingin duduk di sebelahmu saja,”

“Ani. Semua tempat di dekatku sudah penuh. Aku meletakkan tasmu di sebelah laki-laki yang sedang tidur itu, di sebelah jendela sebelah kanan,” jawab YoonA.

“Eoh, arraseo,” kata Taeyeon.

Ia dan YoonA berpisah arah. YoonA ke arah kiri, sedangkan Taeyeon ke arah kanan. Dengan perlahan ia menghampiri seorang laki-laki yang berambut pirang kecokelatan dan kepalanya terkulai ke atas meja. Sepertinya sedang tertidur. Taeyeon ingin menyapanya, namun seorang wanita paruh baya, Park seonsaengnim, membuka pintu kelas dan semua murid langsung diam. Taeyeon akhirnya langsung duduk saja di bangkunya.

“Baiklah, oh chakkamman,” ujar Park seonsaengnim. Ia memakai kacamatanya dan sedang membaca-baca kumpulan kertas yang ia keluarkan dari tasnya.

Begitu mendengar suara Park seonsaengnim, kepala laki-laki di sebelah Taeyeon terangkat. Taeyeon menolehkan kepalanya ke arah laki-laki itu dan betapa terkejutnya dia begitu ia melihat wajahnya. Itu adalah laki-laki yang ia lihat di belakang gedung sekolah, laki-laki yang berduaan dengan seorang perempuan dan melakukan hal yang tidak pantas. Kejadian itu terekam kembali dalam ingatan Taeyeon, membuat Taeyeon bergumam, “Andwae, andwae, andwae,”

Mendengar gumaman dari mulut Taeyeon, laki-laki itu menolehkan kepalanya ke arah Taeyeon. Reaksinya pun juga sama, terkejut. Ia sangat ingat bagaimana wajah perempuan yang memergoki dirinya dan Hyorin di belakang gedung sekolah. Ia tidak menyangka perempuan itu adalah murid baru di kelas mereka dan duduk di sampingnya.

“Ya, neo,” panggil laki-laki itu pelan.

Taeyeon berniat untuk pura-pura tidak mendengarkan. Beruntung, seseorang di belakang mereka memanggil nama laki-laki itu.

“Luhan-ah,”

Laki-laki yang bernama Luhan itu balik badan dan mengobrol dengan teman di belakangnya. Taeyeon menghembuskan nafas lega dengan pelan.

“Ada murid baru, ya?” tanya Park seonsaengnim.

“Ne,” jawab seisi kelas. Luhan kembali ke posisinya dan matanya tertuju pada Taeyeon. Taeyeon merasakan tatapan Luhan. Namun, ia berusaha untuk tidak membalas tatapannya.

“Kau Kim Taeyeon? Bisakah kau kemari?” panggil Park seonsaengnim.

Taeyeon mengangguk pelan dan ia bangkit dari bangkunya menuju meja Park seonsaengnim. Park seonsaengnim menatap wajah Taeyeon dan tersenyum manis.

“Gadis yang manis,” puji Park seonsaengnim, membuat pipi Taeyeon merona merah.

“Gamsahamnida, seonsaengnim,” jawab Taeyeon.

“Ini. Kepala Sekolah menyerahkan kunci kamar asramamu padaku sebelum aku ke sini. Dia menitipkan padaku dan mengatakan barang-barangmu akan sampai nanti sore,” ujar Park seonsaengnim sambil menyerahkan sebuah kunci perak kepada Taeyeon. “Kamarmu sudah rapi dan siap untuk di tempati,”

Taeyeon menerimanya. “Oh, gamsahamnida seonsaengnim,”

Park seonsaengnim mengangguk sambil tersenyum dan mempersilakan Taeyeon untuk kembali ke bangkunya. Taeyeon melangkah perlahan ke bangkunya dan duduk dengan wajah sedikit tertunduk. Ia menghindari eye contact dengan Luhan, dan itu kentara sekali.

“Kau menghindariku?” tanya Luhan tiba-tiba, ketika pelajaran dimulai.

Taeyeon terkejut dan ia menolehkan pandangannya ke arah Luhan. Namun, tatapannya tidak tertuju pada Luhan.

“Eh? Aniya, bagaimana bisa aku menghindari ses
đang được dịch, vui lòng đợi..
 
Các ngôn ngữ khác
Hỗ trợ công cụ dịch thuật: Albania, Amharic, Anh, Armenia, Azerbaijan, Ba Lan, Ba Tư, Bantu, Basque, Belarus, Bengal, Bosnia, Bulgaria, Bồ Đào Nha, Catalan, Cebuano, Chichewa, Corsi, Creole (Haiti), Croatia, Do Thái, Estonia, Filipino, Frisia, Gael Scotland, Galicia, George, Gujarat, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Hungary, Hy Lạp, Hà Lan, Hà Lan (Nam Phi), Hàn, Iceland, Igbo, Ireland, Java, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Kurd, Kyrgyz, Latinh, Latvia, Litva, Luxembourg, Lào, Macedonia, Malagasy, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Myanmar, Mã Lai, Mông Cổ, Na Uy, Nepal, Nga, Nhật, Odia (Oriya), Pashto, Pháp, Phát hiện ngôn ngữ, Phần Lan, Punjab, Quốc tế ngữ, Rumani, Samoa, Serbia, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenia, Somali, Sunda, Swahili, Séc, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thái, Thổ Nhĩ Kỳ, Thụy Điển, Tiếng Indonesia, Tiếng Ý, Trung, Trung (Phồn thể), Turkmen, Tây Ban Nha, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Việt, Xứ Wales, Yiddish, Yoruba, Zulu, Đan Mạch, Đức, Ả Rập, dịch ngôn ngữ.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: