Dari mana dia tahu sebentar lagi Park seonsaengnim itu akan datang?” t dịch - Dari mana dia tahu sebentar lagi Park seonsaengnim itu akan datang?” t Việt làm thế nào để nói

Dari mana dia tahu sebentar lagi Pa

Dari mana dia tahu sebentar lagi Park seonsaengnim itu akan datang?” tanya Taeyeon. Sembari mencari-cari di mana YoonA letakkan tasnya.

“Dia punya banyak mata-mata di kelas sebelah,” jawab YoonA. “Kau cari apa?”

“Tasku,” jawab Taeyeon. “Aku ingin duduk di sebelahmu saja,”

“Ani. Semua tempat di dekatku sudah penuh. Aku meletakkan tasmu di sebelah laki-laki yang sedang tidur itu, di sebelah jendela sebelah kanan,” jawab YoonA.

“Eoh, arraseo,” kata Taeyeon.

Ia dan YoonA berpisah arah. YoonA ke arah kiri, sedangkan Taeyeon ke arah kanan. Dengan perlahan ia menghampiri seorang laki-laki yang berambut pirang kecokelatan dan kepalanya terkulai ke atas meja. Sepertinya sedang tertidur. Taeyeon ingin menyapanya, namun seorang wanita paruh baya, Park seonsaengnim, membuka pintu kelas dan semua murid langsung diam. Taeyeon akhirnya langsung duduk saja di bangkunya.

“Baiklah, oh chakkamman,” ujar Park seonsaengnim. Ia memakai kacamatanya dan sedang membaca-baca kumpulan kertas yang ia keluarkan dari tasnya.

Begitu mendengar suara Park seonsaengnim, kepala laki-laki di sebelah Taeyeon terangkat. Taeyeon menolehkan kepalanya ke arah laki-laki itu dan betapa terkejutnya dia begitu ia melihat wajahnya. Itu adalah laki-laki yang ia lihat di belakang gedung sekolah, laki-laki yang berduaan dengan seorang perempuan dan melakukan hal yang tidak pantas. Kejadian itu terekam kembali dalam ingatan Taeyeon, membuat Taeyeon bergumam, “Andwae, andwae, andwae,”

Mendengar gumaman dari mulut Taeyeon, laki-laki itu menolehkan kepalanya ke arah Taeyeon. Reaksinya pun juga sama, terkejut. Ia sangat ingat bagaimana wajah perempuan yang memergoki dirinya dan Hyorin di belakang gedung sekolah. Ia tidak menyangka perempuan itu adalah murid baru di kelas mereka dan duduk di sampingnya.

“Ya, neo,” panggil laki-laki itu pelan.

Taeyeon berniat untuk pura-pura tidak mendengarkan. Beruntung, seseorang di belakang mereka memanggil nama laki-laki itu.

“Luhan-ah,”

Laki-laki yang bernama Luhan itu balik badan dan mengobrol dengan teman di belakangnya. Taeyeon menghembuskan nafas lega dengan pelan.

“Ada murid baru, ya?” tanya Park seonsaengnim.

“Ne,” jawab seisi kelas. Luhan kembali ke posisinya dan matanya tertuju pada Taeyeon. Taeyeon merasakan tatapan Luhan. Namun, ia berusaha untuk tidak membalas tatapannya.

“Kau Kim Taeyeon? Bisakah kau kemari?” panggil Park seonsaengnim.

Taeyeon mengangguk pelan dan ia bangkit dari bangkunya menuju meja Park seonsaengnim. Park seonsaengnim menatap wajah Taeyeon dan tersenyum manis.

“Gadis yang manis,” puji Park seonsaengnim, membuat pipi Taeyeon merona merah.

“Gamsahamnida, seonsaengnim,” jawab Taeyeon.

“Ini. Kepala Sekolah menyerahkan kunci kamar asramamu padaku sebelum aku ke sini. Dia menitipkan padaku dan mengatakan barang-barangmu akan sampai nanti sore,” ujar Park seonsaengnim sambil menyerahkan sebuah kunci perak kepada Taeyeon. “Kamarmu sudah rapi dan siap untuk di tempati,”

Taeyeon menerimanya. “Oh, gamsahamnida seonsaengnim,”

Park seonsaengnim mengangguk sambil tersenyum dan mempersilakan Taeyeon untuk kembali ke bangkunya. Taeyeon melangkah perlahan ke bangkunya dan duduk dengan wajah sedikit tertunduk. Ia menghindari eye contact dengan Luhan, dan itu kentara sekali.

“Kau menghindariku?” tanya Luhan tiba-tiba, ketika pelajaran dimulai.

Taeyeon terkejut dan ia menolehkan pandangannya ke arah Luhan. Namun, tatapannya tidak tertuju pada Luhan.

“Eh? Aniya, bagaimana bisa aku menghindari seseorang pertama kali kutemui?” tanya Taeyeon, sedikit memaksakan diri untuk tertawa.

Luhan tersenyum. “Ini kedua kalinya kita bertemu. Aku yakin kau masih mengingat wajahku, Kim Taeyeon,”

Taeyeon tidak bisa berkata apa-apa. Ia kesal, kejadian tadi terus terngiang di kepalanya. Dan hal pertama yang Taeyeon dapat adalah laki-laki yang di hadapannya ini pastilah playboy. Dan dia adalah laki-laki pertama yang ingin Taeyeon hindari.

“Luhan! Kuharap kau dan Taeyeon bisa berbagi buku untuk sementara waktu,” ujar Park seonsaengnim.

Luhan mengangguk sambil tersenyum lebar pada Park seonsaengnim. Ia sedikit mendekatkan dirinya ke arah Taeyeon dan menatap Taeyeon dengan pandangan sulit di artikan.

“Kau tidak perlu segan-segan kalau ingin pinjam bukuku, Taeyeon-ah,” kata Luhan, membuat Taeyeon membulatkan matanya.

“Gamsahamnida, Luhan-ssi,” jawab Taeyeon, kikuk.

Secara perlahan ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Luhan, karena bau parfum Luhan dapat Taeyeon cium, dan wangi itu begitu fresh di hidung Taeyeon. Wanginya yang lembut menusuk hidungnya. Dan Taeyeon langsung memikirkan perempuan yang bersama Luhan tadi.

“Apa parfum yang kau pakai itu bekas parfum perempuan tadi?” tanya Taeyeon tiba-tiba dan dengan polosnya.

Luhan menatap Taeyeon dengan pandangan terkejut, lalu ia tertawa terkekeh dalam diam. Wajahnya memerah karena menahan tawa. “Aniya. Aigoo, ini adalah parfumku. Wae? Apa parfumku begitu wangi sehingga kau mengatakan ini parfum perempuan?”

Wajah Taeyeon bersemu merah. “Tidak, bisa saja wangi perempuan itu menempel di tubuhmu setelah kalian…”

“Ya?” tanya Luhan, memancing Taeyeon untuk meneruskan perkataannya.

“Ah, ani ani ani. Animnida,” jawab Taeyeon buru-buru. Ia langsung memfokuskan dirinya pada Park seonsaengnim. Ia merasa mual jika menceritakan hal-hal terlarang dengan lawan jenis.

Lagi-lagi Luhan tertawa. “Kau benar-benar polos. Tapi, kalau kau merasa parfumku ini wangi, aku dengan senang hati akan terus berada di dekatmu agar wanginya bisa menempel padamu,”

Setelah itu, Taeyeon merasa menyesal berkata tentang parfum Luhan. Lebih menyesal lagi saat dirinya harus satu bangku dengan laki-laki playboy ini, hal yang paling Taeyeon benci.

~~~

“Taeyeon-ah, ibu berjanji, ibu akan langsung mengirimkan kabar padamu setibanya ibu di Jepang. Ibu juga tidak akan lupa setiap hari untuk meneleponmu dan menanyakan semua aktifitasmu di sekolah,” ujar ibu Taeyeon dengan mata berkaca-kaca. Wajahnya begitu muram ketika ia harus melepaskan anak semata wayangnya sendirian di kota besar seperti Seoul ini.

“Eomma, aku akan baik-baik saja di Seoul. Eomma tenang saja. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak sendirian di sini. Aku bersama YoonA. YoonA akan selalu menjagaku,” kata Taeyeon sambil tersenyum senang.

Ibu Taeyeon menatap putri kesayangannya ini dalam-dalam. Sambil menghembuskan nafas panjang, ibu Taeyeon mendekat ke arah Taeyeon dan memeluknya erat-erat. Taeyeon balas memeluk ibunya dan mengusap-usap punggung ibunya dengan sayang.

“Ibu akan segera pulang ke Korea, Taeyeon-ah. Tunggu ibu pulang. Jaga dirimu baik-baik, arraseo?”

Taeyeon melepas pelukan ibunya dan mengangguk dengan senyuman manis terpampang di wajahnya yang cantik. Ia ingin menangis. Tapi itu akan membuat ibunya semakin sulit melepasnya pergi.

“Taeyeon-ah, ahjumma!” panggil seorang perempuan yang suaranya sangat Taeyeon kenal. Taeyeon dan ibunya menolehkan kepala mereka ke arah suara dan mendapati YoonA tengah berlari kecil menghampiri mereka.

“Kau sudah bisa masuk kamarmu, Taeyeon-ah,” kata YoonA setelah ia sudah berada di tengah-tengah Taeyeon dan ibunya.

Taeyeon menatap ibunya dan ia tersenyum sedih. “Sudah waktunya kita berpisah, bu. Jaga diri ibu baik-baik, ya selama di Jepang, dan jangan lupa selalu menanyakan kabarku,”

“Uri Taeyeonnie akan aman bersamaku, ahjumma,” tambah YoonA.

Ibu Taeyeon mengangguk sambil mengusap sedikit air matanya yang keluar. Ia kembali memeluk Taeyeon lama sekali dan erat. YoonA sedikit terenyuh melihat adegan itu.

“Jaga dirimu baik-baik, Taeyeon-ah,”

Setelah berkata seperti itu, Taeyeon dan YoonA segera melangkahkan kaki mereka ke gedung asrama putri sambil membawa koper dan tas Taeyeon yang isinya pakaian-pakaian Taeyeon dan semua keperluannya.

“Jangan sedih,” kata YoonA. “Kau akan senang tinggal di asrama ini,”

“Aku tidak sedih. Aku hanya khawatir dengan ibuku. Dia terbiasa denganku di Jepang. Dan sekarang aku tidak ada. Tidak ada lagi yang menjaganya sekarang,” jawab Taeyeon.

“Ibumu akan baik-baik saja. Yakinlah, dia wanita yang kuat sepertimu. Ibumu akan baik-baik saja dan selesai pekerjaannya itu, ia akan menyusul ke Korea,”

Taeyeon hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya ke YoonA.

Mereka tetap mengobrol banyak hal di tengah perjalanan mereka ke asrama putri. Begitu lama mereka di pisahkan, dan begitu banyak cerita yang ingin mereka sampaikan masing-masing.

Saat mereka melewati sebuah gedung tinggi dengan banyak jendela, seseorang memanggil nama YoonA dari lantai 3. Serempak Taeyeon dan YoonA menengadahkan kepala mereka ke atas, melihat siapa yang memanggil YoonA barusan. Ternyata enam orang anak laki-laki teman sekelas Taeyeon dan YoonA. Taeyeon mengenali beberapa di antara mereka. Chanyeol, Jong In, dan laki-laki berambut pirang keemasan yang duduk tepat di samping Taeyeon di kelas, laki-laki yang pertama kalinya ia temui di belakang gedung sekolah, laki-laki yang tidak ia suka.

Xi Luhan.

Laki-laki itu menatap Taeyeon dengan wajah datarnya. Ia tidak menunjukkan ekspresi apapun saat matanya meneliti diri Taeyeon. Tapi jelas, ada pandangan menyelidik dari tatapannya.

Dan begitu melihat ke atas, yang pertama Taeyeon tatap adalah Luhan. Tapi ia langsung menatap ke arah lain.

“Kau tidak lupa akan hukumannya, ‘kan?” tanya Chanyeol pada YoonA dan Taeyeon sambil tersenyum lebar. Taeyeon dapat melihat gigi Chanyeol yang bagus dan putih bersih.

“Tidak lupa,” jawab YoonA pelan. “Ini adalah asrama laki-laki. Di depan adalah asrama kita. Kau mau langsung ke asrama atau meladeni mereka dulu?”

Taeyeon menatap gedung yang ada di samping kanannya, gedung tinggi dan lebar yang berwarna merah muda. Banyak anak-anak perempuan yang berkeliaran di lorong-lorong asrama.

“Sepertinya meladeni mereka saja dulu. hanya sebentar, ‘kan?”

YoonA mengangguk dan ia kembali menatap para lelaki itu.

“Cepatlah turun! Aku dan Taeyeon akan menunggu di bawah!” seru YoonA.

Chanyeol dan Jong In menga
0/5000
Từ: -
Sang: -
Kết quả (Việt) 1: [Sao chép]
Sao chép!
Từ nơi mà ông biết ngoài khơi Park seonsaengnim, nó sẽ đến? "hỏi Taeyeon. Trong khi nhìn xung quanh cho đâu YoonA đặt túi của mình.

"ông có nhiều điệp viên trong lớp học kế bên," nói YoonA. "Đã làm bạn thấy bất cứ điều gì?"

"Túi của tôi," nói Taeyeon. "Tôi muốn ngồi ở sebelahmu,"

"Ani. Tất cả các địa điểm gần tôi là đã đầy đủ. Tôi đặt một tasmu bên cạnh một người đàn ông người đã ngủ, ở bên phải của cửa sổ, "nói YoonA.

" Eoh, arraseo, "nói Taeyeon.

ông và YoonA chia tay. YoonA về phía bên trái, trong khi đi đúng hướng để Taeyeon. Từ từ cô tiếp cận một cô gái tóc vàng tỷ tanned và đầu droops lên bảng. Có vẻ như đang ngủ. Taeyeon muốn nói hi, nhưng một người phụ nữ trung niên, Park seonsaengnim, Mở cửa của lớp học và tất cả các em học sinh ngay lập tức silent. Taeyeon cuối cùng ngồi trên các phân ngay lập tức.

"Vâng, oh chakkamman," cho biết công viên seonsaengnim. Ông đặt trên kính của mình và membaca-baca là một tập hợp các giấy tờ ông loại bỏ từ túi của mình.

vì vậy nghe Park seonsaengnim, người đàn ông đi bên cạnh Taeyeon lớn lên. Taeyeon menolehkan đầu hướng về người đàn ông và làm thế nào cô đã bị sốc khi nhìn thấy khuôn mặt của mình. Nó là người đàn ông, ông đã thấy ở phía sau trường xây dựng, một người đàn ông đang được một mình với một người phụ nữ và làm những việc không phù hợp. Làm cho sự kiện được ghi lại trong bộ nhớ của Taeyeon, Taeyeon lẩm bẩm, "Andwae, andwae, andwae,"

Nghe một murmur từ miệng của Taeyeon, menolehkan tỷ đầu theo hướng Taeyeon. Phản ứng được cũng tương tự, ngạc nhiên. Ông được nhớ tới đặc biệt như thế nào bộ mặt của phụ nữ đã bắt cô ấy và Hyorin đằng sau việc xây dựng trường học. Ông không bao giờ nghĩ rằng người phụ nữ là một học sinh mới của lớp và ngồi với anh ta.

"có, neo," gọi người đàn ông

lặng lẽ.Taeyeon muốn giả vờ không nghe. May mắn thay, ai đó phía sau họ gọi tên tỷ.

"Luhan-ah",

cậu bé tên là Luhan của cơ thể trở lại và trò chuyện với bạn bè trong tow. Taeyeon thở một sigh cứu trợ với các lặng lẽ.

"đó là một sinh viên mới, có?" hỏi Park seonsaengnim.

"Ne," trả lời cả lớp. Luhan quay trở lại vị trí của mình và đôi mắt của ông cố định trên Taeyeon. Taeyeon cảm thấy cái nhìn của Luhan. Tuy nhiên, ông cố gắng không để trả thù cho mình trong nháy mắt.

"bạn Kim Taeyeon? Bạn có thể đến đây? "gọi công viên seonsaengnim.

Taeyeon gật đầu nhẹ nhàng và nó tăng từ bảng đối với Park seonsaengnim phân. Taeyeon của khuôn mặt nhìn seonsaengnim Park và nụ cười ngọt ngào.

"cô gái ngọt ngào,"ngợi khen Park seonsaengnim, làm cho màu đỏ blushes. Taeyeon má

" Gamsahamnida, Taeyeon seonsaengnim, "trả lời."

. Chính tay tôi chìa khóa phòng asramamu trước khi tôi đã ở đây. Cô còn lại tôi và nói rằng các sản phẩm thy sẽ cho đến khi sau này trong buổi chiều, "ông Park seonsaengnim bàn giao một chìa khóa bạc để Taeyeon. "Phòng của bạn được gọn gàng và sẵn sàng cho gia đình,"Taeyeon

chấp nhận nó."Oh, gamsahamnida seonsaengnim, "

Park seonsaengnim gật đầu với một nụ cười và mời Taeyeon sao phân. Taeyeon bước chậm vào phân và ngồi xuống với khuôn mặt một chút downcast. Ông tránh mắt liên hệ với Luhan, và nó sẽ toàn.

"bạn menghindariku?" hỏi Luhan đột nhiên, khi bắt đầu một bài học.

Taeyeon là ngạc nhiên và ông menolehkan điểm của mình về phía Luhan. Tuy nhiên, các gaze cố định trên Luhan.

"Eh? Aniya, làm thế nào có thể tôi tránh người đầu tiên tôi đã gặp Taeyeon? "hỏi, một chút lực bản thân mình để cười.

Luhan cười. "Đây là lần thứ hai chúng tôi đã gặp. Tôi chắc rằng bạn còn nhớ khuôn mặt của tôi, Kim Taeyeon, "

Taeyeon không thể nói bất cứ điều gì. Ông đã được pissed off, Sự kiện này giữ reo trong đầu của mình. Và điều đầu tiên mà Taeyeon có thể là người đàn ông trước khi anh ta là chắc chắn một playboy. Và ông là người đầu tiên những người muốn tránh. Taeyeon

"Luhan! Tôi muốn bạn và Taeyeon có thể chia sẻ một cuốn sách cho một thời gian, "ông Park seonsaengnim.

Luhan gật đầu với một nụ cười rộng trên công viên seonsaengnim. Ông là một chút gần gũi hơn với anh ta trong sự chỉ đạo của Taeyeon và stared khó nhìn thấy Taeyeon để giải thích

. "bạn không phải ngần ngại nếu bạn muốn mượn bukuku, Taeyeon-ah," Luhan nói, làm cho đôi mắt của cô đã cho Taeyeon.

"Gamsahamnida, Luhan-ssi," trả lời Taeyeon, bumbling.

chậm ông hơi xa cô ấy từ mùi nước hoa, bởi vì Luhan Luhan Taeyeon có thể hôn, Nó là rất tươi và thơm ở Taeyeon của mũi. Xỏ lỗ mũi mà là mềm. Và Taeyeon trực tiếp suy nghĩ của phụ nữ người cùng Luhan.

"những gì nước hoa đang bạn mặc cựu nữ nước hoa cuối?" hỏi đột nhiên và Taeyeon với polosnya.

Luhan nhìn chằm chằm Taeyeon với một cái nhìn của ngạc nhiên, sau đó ông cười trong khuôn mặt của mình... Khanh khách đỏ ửng vì dập tắt tiếng cười. "Aniya. Aigoo, đây là parfumku. Wae? Parfumku những gì có mùi thơm như vậy và như vậy bạn nói phụ nữ nước hoa này?"Taeyeon của khuôn mặt

đỏ bersemu. "Không, mùi thơm của người phụ nữ có thể có khó khăn để cơ thể của bạn sau khi bạn..."

"Vâng?" hỏi Luhan, Câu cá Taeyeon để chuyển tiếp của mình từ. "Ah, ani

ani ani. Animnida, "trả lời Taeyeon vội vàng. Ông ngay lập tức tập trung chính vào công viên seonsaengnim. Ông cảm thấy nauseous nếu nói những điều cấm của giới tính đối diện.

một lần nữa Luhan cười. "Bạn đang thực sự vô tội. Tuy nhiên, nếu bạn đang cảm thấy parfumku hương thơm này, tôi sẽ sẵn sàng tiếp tục cư trú tại vì vậy mà có thể dính vào bạn, mà "

sau đó, cảm thấy Taeyeon xin lỗi để nói về nước hoa Luhan. Hơn một lần nữa rất tiếc khi ông phải băng ghế với một tỷ playboy, hầu hết các ghét Taeyeon.

~ ~ ~

"Taeyeon-ah, mẹ, mẹ sẽ được cam kết ngay lập tức gửi tin tức cho bạn khi đặt chân đến Nhật bản. Nó sẽ cũng không quên mẹ mỗi ngày để meneleponmu và yêu cầu tất cả aktifitasmu ở trường, "nói của Taeyeon mẹ với đôi mắt như thủy tinh. Khuôn mặt của cô là nghiệt ngã như vậy khi ông đã để cho đi của wayangnya con một mình trong một thành phố lớn như Seoul. "Eomma

, tôi sẽ bị phạt tại Seoul. Eomma bình tĩnh. Tôi có thể chăm sóc bản thân mình. Tôi không phải một mình ở đây. Tôi với YoonA. YoonA sẽ luôn luôn là menjagaku, "nói Taeyeon mỉm cười hạnh phúc.

mẹ con gái stared lúc của cô đáng yêu Taeyeon là sâu sắc. Trong khi hơi thở dài, Taeyeon của mẹ tiếp cận hướng tới Taeyeon và ôm anh ta chặt chẽ. Taeyeon xin vui lòng trả lời trở lại mengusap-usap mẹ và ôm mẹ với thương hại. "mẹ

sớm nhà Triều tiên, Taeyeon-ah. Chờ đợi cho các bà mẹ để trở về nhà. Giữ cho mình tốt, arraseo? "

Taeyeon đã diễn ra những cái ôm của mẹ mình và gật đầu với một nụ cười ngọt trát vữa trên khuôn mặt của mình. Ông muốn khóc. Nhưng nó sẽ làm khó khăn hơn mẹ mang nó ra đi.

"Taeyeon-ah, ahjumma!" cuộc gọi một người phụ nữ rằng giọng nói của cô là rất quen thuộc với Taeyeon. Taeyeon và bà mẹ menolehkan đầu của họ đối với tiếng nói và tìm YoonA Trung trot tiếp cận họ.

"bạn có thể nhập vào phòng của bạn, Taeyeon-ah,"YoonA cho biết sau khi ông đã ở giữa Taeyeon và mẹ cô stared lúc cô

. Taeyeon và cô mỉm cười thật đáng buồn."Đó là thời gian chúng ta chia ra, Giữ cho mẹ đi bu. tốt, có như lâu như trong Nhật bản, và đừng quên để luôn luôn yêu cầu kabarku, "

" Uri sẽ được an toàn với tôi, Taeyeonnie ahjumma, "thêm YoonA.

mẹ dabbed một chút trong khi Taeyeon gật đầu của mình nước mắt, ra đến. Ông một lần nữa ôm Taeyeon một thời gian dài trước đây và chặt chẽ. YoonA là một chút terenyuh nhìn thấy cảnh đó.

"giữ cho mình tốt, Taeyeon-ah,"

sau khi nói nó như nó là, Taeyeon và YoonA sớm đi bộ họ đến tòa nhà ngủ tập thể của con gái của họ trong khi thực hiện va li và túi Taeyeon đó trang phục Taeyeon và tất cả của mình

. "không được buồn," nói YoonA. "Bạn muốn sống trong ký túc xá này"

"tôi không buồn. Tôi đã chỉ quan tâm với mẹ tôi. Ông đã sử dụng tôi tại Nhật bản. Và bây giờ tôi không có gì. Không còn chăm sóc của mình bây giờ, "nói

Taeyeon." mẹ của bạn sẽ bị phạt. Yên tâm, cô là một phụ nữ mạnh mẽ như bạn. Mẹ sẽ khỏe lại và kết thúc công việc của mình, ông sẽ bắt kịp với Hàn Quốc, "

Taeyeon chỉ cười trong khi nodding đầu để giữ của

. YoonA chatted rất nhiều trên đường đến ký túc xá của con gái của họ. Cho nên dài họ là riêng biệt, và rất nhiều câu chuyện mà họ muốn nói với mỗi.

khi họ vượt qua một tòa nhà cao với nhiều cửa sổ, một người nào đó gọi YoonA từ tầng 3. Unison Taeyeon và YoonA menengadahkan của người đứng đầu lên, xem ai đang gọi YoonA chỉ bây giờ. Nó chỉ ra sáu người bạn cùng lớp cậu bé Taeyeon và YoonA. Taeyeon nhận ra một số người trong số họ. Chanyeol, Jong-In, và Nam vàng tóc vàng người nằm ngay bên cạnh Taeyeon trong lớp, một cậu bé lần đầu tiên ông đã gặp đằng sau trường xây dựng, người đàn ông người không phải là ông thích.

Xi Luhan.

người đàn ông mà stared lúc mặt phẳng với Taeyeon. Ông không hiển thị bất kỳ biểu hiện khi đôi mắt của mình kiểm tra chính mình Taeyeon. Nhưng rõ ràng, đó là một cái nhìn của thăm dò chiêm ngưỡng.

và để nhìn lên, mặt đầu tiên là Taeyeon Luhan. Nhưng ông ngay lập tức nhìn vào một hướng. "bạn đừng quên

sẽ bị trừng phạt, ' đúng?"hỏi Chanyeol về YoonA và Taeyeon mỉm cười rộng. Taeyeon có thể nhìn thấy Chanyeol Nha khoa là tốt đẹp và sạch trắng.

"Đừng quên," trả lời YoonA lặng lẽ. "Đây là một người đàn ông ký túc xá. Chúng tôi nghỉ này ở phía trước. Bạn có muốn trực tiếp đến hostel hoặc meladeni chúng lần đầu tiên?"

Taeyeon nhìn vào các tòa nhà hiện có ở bên phải của mình, xây dựng chiều cao và chiều rộng là màu hồng. Rất nhiều cô gái người đi lang thang phòng ký túc xá.

meladeni "có vẻ như họ chỉ được nêu ra. chỉ một phút, ' quyền? "

YoonA gật đầu và ông xem xét lại người đàn ông "nhanh lên

xuống! Tôi sẽ chờ đợi cho Taeyeon và nhỏ hơn! "kêu lên

Chanyeol và YoonA. Jong trong.
đang được dịch, vui lòng đợi..
Kết quả (Việt) 2:[Sao chép]
Sao chép!
Dari mana dia tahu sebentar lagi Park seonsaengnim itu akan datang?” tanya Taeyeon. Sembari mencari-cari di mana YoonA letakkan tasnya.

“Dia punya banyak mata-mata di kelas sebelah,” jawab YoonA. “Kau cari apa?”

“Tasku,” jawab Taeyeon. “Aku ingin duduk di sebelahmu saja,”

“Ani. Semua tempat di dekatku sudah penuh. Aku meletakkan tasmu di sebelah laki-laki yang sedang tidur itu, di sebelah jendela sebelah kanan,” jawab YoonA.

“Eoh, arraseo,” kata Taeyeon.

Ia dan YoonA berpisah arah. YoonA ke arah kiri, sedangkan Taeyeon ke arah kanan. Dengan perlahan ia menghampiri seorang laki-laki yang berambut pirang kecokelatan dan kepalanya terkulai ke atas meja. Sepertinya sedang tertidur. Taeyeon ingin menyapanya, namun seorang wanita paruh baya, Park seonsaengnim, membuka pintu kelas dan semua murid langsung diam. Taeyeon akhirnya langsung duduk saja di bangkunya.

“Baiklah, oh chakkamman,” ujar Park seonsaengnim. Ia memakai kacamatanya dan sedang membaca-baca kumpulan kertas yang ia keluarkan dari tasnya.

Begitu mendengar suara Park seonsaengnim, kepala laki-laki di sebelah Taeyeon terangkat. Taeyeon menolehkan kepalanya ke arah laki-laki itu dan betapa terkejutnya dia begitu ia melihat wajahnya. Itu adalah laki-laki yang ia lihat di belakang gedung sekolah, laki-laki yang berduaan dengan seorang perempuan dan melakukan hal yang tidak pantas. Kejadian itu terekam kembali dalam ingatan Taeyeon, membuat Taeyeon bergumam, “Andwae, andwae, andwae,”

Mendengar gumaman dari mulut Taeyeon, laki-laki itu menolehkan kepalanya ke arah Taeyeon. Reaksinya pun juga sama, terkejut. Ia sangat ingat bagaimana wajah perempuan yang memergoki dirinya dan Hyorin di belakang gedung sekolah. Ia tidak menyangka perempuan itu adalah murid baru di kelas mereka dan duduk di sampingnya.

“Ya, neo,” panggil laki-laki itu pelan.

Taeyeon berniat untuk pura-pura tidak mendengarkan. Beruntung, seseorang di belakang mereka memanggil nama laki-laki itu.

“Luhan-ah,”

Laki-laki yang bernama Luhan itu balik badan dan mengobrol dengan teman di belakangnya. Taeyeon menghembuskan nafas lega dengan pelan.

“Ada murid baru, ya?” tanya Park seonsaengnim.

“Ne,” jawab seisi kelas. Luhan kembali ke posisinya dan matanya tertuju pada Taeyeon. Taeyeon merasakan tatapan Luhan. Namun, ia berusaha untuk tidak membalas tatapannya.

“Kau Kim Taeyeon? Bisakah kau kemari?” panggil Park seonsaengnim.

Taeyeon mengangguk pelan dan ia bangkit dari bangkunya menuju meja Park seonsaengnim. Park seonsaengnim menatap wajah Taeyeon dan tersenyum manis.

“Gadis yang manis,” puji Park seonsaengnim, membuat pipi Taeyeon merona merah.

“Gamsahamnida, seonsaengnim,” jawab Taeyeon.

“Ini. Kepala Sekolah menyerahkan kunci kamar asramamu padaku sebelum aku ke sini. Dia menitipkan padaku dan mengatakan barang-barangmu akan sampai nanti sore,” ujar Park seonsaengnim sambil menyerahkan sebuah kunci perak kepada Taeyeon. “Kamarmu sudah rapi dan siap untuk di tempati,”

Taeyeon menerimanya. “Oh, gamsahamnida seonsaengnim,”

Park seonsaengnim mengangguk sambil tersenyum dan mempersilakan Taeyeon untuk kembali ke bangkunya. Taeyeon melangkah perlahan ke bangkunya dan duduk dengan wajah sedikit tertunduk. Ia menghindari eye contact dengan Luhan, dan itu kentara sekali.

“Kau menghindariku?” tanya Luhan tiba-tiba, ketika pelajaran dimulai.

Taeyeon terkejut dan ia menolehkan pandangannya ke arah Luhan. Namun, tatapannya tidak tertuju pada Luhan.

“Eh? Aniya, bagaimana bisa aku menghindari seseorang pertama kali kutemui?” tanya Taeyeon, sedikit memaksakan diri untuk tertawa.

Luhan tersenyum. “Ini kedua kalinya kita bertemu. Aku yakin kau masih mengingat wajahku, Kim Taeyeon,”

Taeyeon tidak bisa berkata apa-apa. Ia kesal, kejadian tadi terus terngiang di kepalanya. Dan hal pertama yang Taeyeon dapat adalah laki-laki yang di hadapannya ini pastilah playboy. Dan dia adalah laki-laki pertama yang ingin Taeyeon hindari.

“Luhan! Kuharap kau dan Taeyeon bisa berbagi buku untuk sementara waktu,” ujar Park seonsaengnim.

Luhan mengangguk sambil tersenyum lebar pada Park seonsaengnim. Ia sedikit mendekatkan dirinya ke arah Taeyeon dan menatap Taeyeon dengan pandangan sulit di artikan.

“Kau tidak perlu segan-segan kalau ingin pinjam bukuku, Taeyeon-ah,” kata Luhan, membuat Taeyeon membulatkan matanya.

“Gamsahamnida, Luhan-ssi,” jawab Taeyeon, kikuk.

Secara perlahan ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Luhan, karena bau parfum Luhan dapat Taeyeon cium, dan wangi itu begitu fresh di hidung Taeyeon. Wanginya yang lembut menusuk hidungnya. Dan Taeyeon langsung memikirkan perempuan yang bersama Luhan tadi.

“Apa parfum yang kau pakai itu bekas parfum perempuan tadi?” tanya Taeyeon tiba-tiba dan dengan polosnya.

Luhan menatap Taeyeon dengan pandangan terkejut, lalu ia tertawa terkekeh dalam diam. Wajahnya memerah karena menahan tawa. “Aniya. Aigoo, ini adalah parfumku. Wae? Apa parfumku begitu wangi sehingga kau mengatakan ini parfum perempuan?”

Wajah Taeyeon bersemu merah. “Tidak, bisa saja wangi perempuan itu menempel di tubuhmu setelah kalian…”

“Ya?” tanya Luhan, memancing Taeyeon untuk meneruskan perkataannya.

“Ah, ani ani ani. Animnida,” jawab Taeyeon buru-buru. Ia langsung memfokuskan dirinya pada Park seonsaengnim. Ia merasa mual jika menceritakan hal-hal terlarang dengan lawan jenis.

Lagi-lagi Luhan tertawa. “Kau benar-benar polos. Tapi, kalau kau merasa parfumku ini wangi, aku dengan senang hati akan terus berada di dekatmu agar wanginya bisa menempel padamu,”

Setelah itu, Taeyeon merasa menyesal berkata tentang parfum Luhan. Lebih menyesal lagi saat dirinya harus satu bangku dengan laki-laki playboy ini, hal yang paling Taeyeon benci.

~~~

“Taeyeon-ah, ibu berjanji, ibu akan langsung mengirimkan kabar padamu setibanya ibu di Jepang. Ibu juga tidak akan lupa setiap hari untuk meneleponmu dan menanyakan semua aktifitasmu di sekolah,” ujar ibu Taeyeon dengan mata berkaca-kaca. Wajahnya begitu muram ketika ia harus melepaskan anak semata wayangnya sendirian di kota besar seperti Seoul ini.

“Eomma, aku akan baik-baik saja di Seoul. Eomma tenang saja. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak sendirian di sini. Aku bersama YoonA. YoonA akan selalu menjagaku,” kata Taeyeon sambil tersenyum senang.

Ibu Taeyeon menatap putri kesayangannya ini dalam-dalam. Sambil menghembuskan nafas panjang, ibu Taeyeon mendekat ke arah Taeyeon dan memeluknya erat-erat. Taeyeon balas memeluk ibunya dan mengusap-usap punggung ibunya dengan sayang.

“Ibu akan segera pulang ke Korea, Taeyeon-ah. Tunggu ibu pulang. Jaga dirimu baik-baik, arraseo?”

Taeyeon melepas pelukan ibunya dan mengangguk dengan senyuman manis terpampang di wajahnya yang cantik. Ia ingin menangis. Tapi itu akan membuat ibunya semakin sulit melepasnya pergi.

“Taeyeon-ah, ahjumma!” panggil seorang perempuan yang suaranya sangat Taeyeon kenal. Taeyeon dan ibunya menolehkan kepala mereka ke arah suara dan mendapati YoonA tengah berlari kecil menghampiri mereka.

“Kau sudah bisa masuk kamarmu, Taeyeon-ah,” kata YoonA setelah ia sudah berada di tengah-tengah Taeyeon dan ibunya.

Taeyeon menatap ibunya dan ia tersenyum sedih. “Sudah waktunya kita berpisah, bu. Jaga diri ibu baik-baik, ya selama di Jepang, dan jangan lupa selalu menanyakan kabarku,”

“Uri Taeyeonnie akan aman bersamaku, ahjumma,” tambah YoonA.

Ibu Taeyeon mengangguk sambil mengusap sedikit air matanya yang keluar. Ia kembali memeluk Taeyeon lama sekali dan erat. YoonA sedikit terenyuh melihat adegan itu.

“Jaga dirimu baik-baik, Taeyeon-ah,”

Setelah berkata seperti itu, Taeyeon dan YoonA segera melangkahkan kaki mereka ke gedung asrama putri sambil membawa koper dan tas Taeyeon yang isinya pakaian-pakaian Taeyeon dan semua keperluannya.

“Jangan sedih,” kata YoonA. “Kau akan senang tinggal di asrama ini,”

“Aku tidak sedih. Aku hanya khawatir dengan ibuku. Dia terbiasa denganku di Jepang. Dan sekarang aku tidak ada. Tidak ada lagi yang menjaganya sekarang,” jawab Taeyeon.

“Ibumu akan baik-baik saja. Yakinlah, dia wanita yang kuat sepertimu. Ibumu akan baik-baik saja dan selesai pekerjaannya itu, ia akan menyusul ke Korea,”

Taeyeon hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya ke YoonA.

Mereka tetap mengobrol banyak hal di tengah perjalanan mereka ke asrama putri. Begitu lama mereka di pisahkan, dan begitu banyak cerita yang ingin mereka sampaikan masing-masing.

Saat mereka melewati sebuah gedung tinggi dengan banyak jendela, seseorang memanggil nama YoonA dari lantai 3. Serempak Taeyeon dan YoonA menengadahkan kepala mereka ke atas, melihat siapa yang memanggil YoonA barusan. Ternyata enam orang anak laki-laki teman sekelas Taeyeon dan YoonA. Taeyeon mengenali beberapa di antara mereka. Chanyeol, Jong In, dan laki-laki berambut pirang keemasan yang duduk tepat di samping Taeyeon di kelas, laki-laki yang pertama kalinya ia temui di belakang gedung sekolah, laki-laki yang tidak ia suka.

Xi Luhan.

Laki-laki itu menatap Taeyeon dengan wajah datarnya. Ia tidak menunjukkan ekspresi apapun saat matanya meneliti diri Taeyeon. Tapi jelas, ada pandangan menyelidik dari tatapannya.

Dan begitu melihat ke atas, yang pertama Taeyeon tatap adalah Luhan. Tapi ia langsung menatap ke arah lain.

“Kau tidak lupa akan hukumannya, ‘kan?” tanya Chanyeol pada YoonA dan Taeyeon sambil tersenyum lebar. Taeyeon dapat melihat gigi Chanyeol yang bagus dan putih bersih.

“Tidak lupa,” jawab YoonA pelan. “Ini adalah asrama laki-laki. Di depan adalah asrama kita. Kau mau langsung ke asrama atau meladeni mereka dulu?”

Taeyeon menatap gedung yang ada di samping kanannya, gedung tinggi dan lebar yang berwarna merah muda. Banyak anak-anak perempuan yang berkeliaran di lorong-lorong asrama.

“Sepertinya meladeni mereka saja dulu. hanya sebentar, ‘kan?”

YoonA mengangguk dan ia kembali menatap para lelaki itu.

“Cepatlah turun! Aku dan Taeyeon akan menunggu di bawah!” seru YoonA.

Chanyeol dan Jong In menga
đang được dịch, vui lòng đợi..
 
Các ngôn ngữ khác
Hỗ trợ công cụ dịch thuật: Albania, Amharic, Anh, Armenia, Azerbaijan, Ba Lan, Ba Tư, Bantu, Basque, Belarus, Bengal, Bosnia, Bulgaria, Bồ Đào Nha, Catalan, Cebuano, Chichewa, Corsi, Creole (Haiti), Croatia, Do Thái, Estonia, Filipino, Frisia, Gael Scotland, Galicia, George, Gujarat, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Hungary, Hy Lạp, Hà Lan, Hà Lan (Nam Phi), Hàn, Iceland, Igbo, Ireland, Java, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Kurd, Kyrgyz, Latinh, Latvia, Litva, Luxembourg, Lào, Macedonia, Malagasy, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Myanmar, Mã Lai, Mông Cổ, Na Uy, Nepal, Nga, Nhật, Odia (Oriya), Pashto, Pháp, Phát hiện ngôn ngữ, Phần Lan, Punjab, Quốc tế ngữ, Rumani, Samoa, Serbia, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenia, Somali, Sunda, Swahili, Séc, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thái, Thổ Nhĩ Kỳ, Thụy Điển, Tiếng Indonesia, Tiếng Ý, Trung, Trung (Phồn thể), Turkmen, Tây Ban Nha, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Việt, Xứ Wales, Yiddish, Yoruba, Zulu, Đan Mạch, Đức, Ả Rập, dịch ngôn ngữ.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: