Aku sudah bilang kata ‘after’ setelahnya pasti –ing,” omel Mark berdar dịch - Aku sudah bilang kata ‘after’ setelahnya pasti –ing,” omel Mark berdar Việt làm thế nào để nói

Aku sudah bilang kata ‘after’ setel

Aku sudah bilang kata ‘after’ setelahnya pasti –ing,” omel Mark berdarah campuran pada Jiyeon—yang duduk di sebelahnya mengenakan tali mengikat keningnya seolah-olah ia sedang bedara peperangan hebat. Namun peperangan yang ia hadapi bukanlah peperangan berlimpahan darah, baku tembak menggelegar menusuk gendang telinga melainkan perang antara dia dengan pelajaran bahasa asing, bahasa yang mana pemilih bahasa tersebut termasu penjajah negaranya yaitu bahasa Inggris.

“Arraseo, maklum aku masih awam, bagaimana aku langsung bisa,” sahutnya kesal. Ia memberi tatapan ganas. Walaupun namja yang di sampingnya bukan lain pasangannya, tetapi saat-saat seperti ini ia lupa akan memory hangat ketika bersama.

Di cafetari yang sepi, namun suara bising Jiyeon dan Mark menghidupan suasana. Seharusnya mereka sudah pulang ke rumah masing-masing, seandainya saja Jiyeon mempermudah proses pembelajaran dari Mark. Waktu ke waktu yang terjadi hanyalah keributan atas perdebadan mereka.

“Hahhh,” ia mendesah kasar seraya memijit kerutan keningnya, “baiklah, kita ulangi dengan soal baru, ‘Bella mengunjungi Jack lalu kembali ke rumah’, perlu diulang?” tawarnya pada Jiyeon.

“Tak usah,” sahutnya seraya menulis soal dari Mark menjadi terjemahan Inggris.

Tangannya bergerak menciptakan goresan tinta pada pen di atas kertas, tulisan alphabet milik Jiyeon terkesan kikuk dibandingkan hangul, ia ekstra hati-hati agar tulisannya rapid an teratur, maka dari itu ia paling lambat dalam ujian Inggris bila soal yang ia hadapi bukan soal pilihan ganda.

Usai menulis kata yang menurutnya sama dengan arti soal yang Mark berikan, ia menggeser buku tersebut menunjukan pada Mark penuh rasa percaya diri, entah apa yang membuatnya sangat yakin dengan jawabannya. Sampai Mark mengambil buku tersebut ke depan muka membaca jawaban Jiyeon, raut wajah Mark sulit dibaca, akhirnya Mark mengendus napasnya frustasi kesekian kalinya. Ia menoleh ke arah Jiyeon. sekarang raut waja Mark seperti sebelum-sebelumnya, lantas Jiyeon tau apa yang akan terjadi dan ia tak suka itu.

“Bella visit Jack next back to home – -“ ejanya yang membaca jawaban Jiyeon.

“Salah lagi,” tanggapnya kesal.

“R.I.P English, ya, kubur buku kamusmu,” jawabnya menanggapi kemampuan Jiyeon.

“Tidak seburuk yang kau katakana,” protes Jiyeon yang tak terima seraya menuding-nuding hasil karyannya.

“Soal semudah ini kau salah, masa kalah dengan anak sekolah dasar,” omelnya.

“Bagaimana aku tau anak sekolah dasar bisa soal tadi?!” tantang Jiyeon.

“Soal barusan standar sekolah dasar, Jiyeon!”

“Apa bisaku! Aku memang lemah bahasa Inggris, lagian bahasa penjajah kenapa dijadikan pelajaran utama, aku sama sekalai tidak mengerti dengan pemerintah terutama mentri pendidikan Korea!” ujarnya mengebu-ngebu pada Mark.

“Kau salah, bukan masalah penjajah atau bukan, tapi bahasa ini paling banyak digunakan di Negara lain, kalau kau tersesat bahasa Inggris bisa menyelamatkanmu. Bukan berarti Inggris menjajah Korea lalu bahasa Inggris dilarang dipelajari,” jelasnya menahan luapan emosi.

“Siapa juga yang pergi keluar negeri, aku tetap di Korea,”

“Bukannya kau ingin jadi model, model itu setidaknya mengetahui basis bahasa Inggris,”

“Ah! Aku paling benci saat kau seperti ini,”

“Seperti apa maksudmu,”

“Seperti kau selalu benar dan aku selalu yang salah!” cerocosnya kesal, bibirnya mengerucut alisnya menjadi satu.

“Kau sendiri yang menempatkan diri disisi salah, berbicara perlu dipikir dulu, tak asal ucap. Ucapanmu bisa jadi boomerang sendiri,” khotbahnya.

Lantas Jiyeon menarik buku— yang Mark pegang menuju ke atas meja. Setelah itu ia memberikan pennya kepada Mark. Lalu meletakkan pen tersebut di meja. Mark menunggu apa yang aan Jiyeon jelaskan padanya, “Coba kau tulis hangul, kapten Baek yang mengenakan baju hitam, berlayar dengan kapal bernama seratus pulau!” tantang Jiyeon.

Mark mencobanya, ia menulis apa yang Jiyeon tantang padanya. Belum menjadi sebuah kalimat Mark sudah menciptakan kesalahan tulis. Itu sebuah kabar gembira untu Jiyeon—yang siap-siap bersama sepasang mata membara menyela Mark, “Eyy… heee~ ini bei bukan bae! Cham, apa susahnya menulis hangul ahahaha,”

Mark berdesis dan sempat mengetuk pensilnya ke meja melampiaskan amarahnya. Jiyeon tau ia berhasil membuat Mark menjadi lemah tak berdaya seperti dirinya yang dihadapkan dengan bahasa Inggris. Jiyeon pun puas meledek kekurangan Mark.

“Neo waegeure, kita ‘kan sedang membahas Inggris,” protesnya.

“Makanya jangan terlalu keras padaku, lihat, kau sendiri tak berdaya dengan hangul. Aku mau di-didik oleh orang yang paham hangul,” tukas Jiyeon.

“Lalu kenapa kau memanggilku untuk mengajarimu, sia-sia tenaga yang aku keluarkan, lain kali mintalah pada Jackson,” serang Mark.

Ia tak tahan lagi dengan keluhan, kata-kata putus asa milik Jiyeon yang terucap. Ia menatap Jiyeon dengan tatapan serius daripada biasanya, menginginkan kekonyolan ini berhenti dan memulai dengan sungguh-sungguh. Jiyeon tak bisa merasa nyaman bila Mark sudah serius menanggap
0/5000
Từ: -
Sang: -
Kết quả (Việt) 1: [Sao chép]
Sao chép!
Aku sudah bilang kata ‘after’ setelahnya pasti –ing,” omel Mark berdarah campuran pada Jiyeon—yang duduk di sebelahnya mengenakan tali mengikat keningnya seolah-olah ia sedang bedara peperangan hebat. Namun peperangan yang ia hadapi bukanlah peperangan berlimpahan darah, baku tembak menggelegar menusuk gendang telinga melainkan perang antara dia dengan pelajaran bahasa asing, bahasa yang mana pemilih bahasa tersebut termasu penjajah negaranya yaitu bahasa Inggris.“Arraseo, maklum aku masih awam, bagaimana aku langsung bisa,” sahutnya kesal. Ia memberi tatapan ganas. Walaupun namja yang di sampingnya bukan lain pasangannya, tetapi saat-saat seperti ini ia lupa akan memory hangat ketika bersama.Di cafetari yang sepi, namun suara bising Jiyeon dan Mark menghidupan suasana. Seharusnya mereka sudah pulang ke rumah masing-masing, seandainya saja Jiyeon mempermudah proses pembelajaran dari Mark. Waktu ke waktu yang terjadi hanyalah keributan atas perdebadan mereka.“Hahhh,” ia mendesah kasar seraya memijit kerutan keningnya, “baiklah, kita ulangi dengan soal baru, ‘Bella mengunjungi Jack lalu kembali ke rumah’, perlu diulang?” tawarnya pada Jiyeon.“Tak usah,” sahutnya seraya menulis soal dari Mark menjadi terjemahan Inggris.Tangannya bergerak menciptakan goresan tinta pada pen di atas kertas, tulisan alphabet milik Jiyeon terkesan kikuk dibandingkan hangul, ia ekstra hati-hati agar tulisannya rapid an teratur, maka dari itu ia paling lambat dalam ujian Inggris bila soal yang ia hadapi bukan soal pilihan ganda.Usai menulis kata yang menurutnya sama dengan arti soal yang Mark berikan, ia menggeser buku tersebut menunjukan pada Mark penuh rasa percaya diri, entah apa yang membuatnya sangat yakin dengan jawabannya. Sampai Mark mengambil buku tersebut ke depan muka membaca jawaban Jiyeon, raut wajah Mark sulit dibaca, akhirnya Mark mengendus napasnya frustasi kesekian kalinya. Ia menoleh ke arah Jiyeon. sekarang raut waja Mark seperti sebelum-sebelumnya, lantas Jiyeon tau apa yang akan terjadi dan ia tak suka itu.“Bella visit Jack next back to home – -“ ejanya yang membaca jawaban Jiyeon.“Salah lagi,” tanggapnya kesal.“R.I.P English, ya, kubur buku kamusmu,” jawabnya menanggapi kemampuan Jiyeon.“Tidak seburuk yang kau katakana,” protes Jiyeon yang tak terima seraya menuding-nuding hasil karyannya.“Soal semudah ini kau salah, masa kalah dengan anak sekolah dasar,” omelnya.“Bagaimana aku tau anak sekolah dasar bisa soal tadi?!” tantang Jiyeon.“Soal barusan standar sekolah dasar, Jiyeon!”“Apa bisaku! Aku memang lemah bahasa Inggris, lagian bahasa penjajah kenapa dijadikan pelajaran utama, aku sama sekalai tidak mengerti dengan pemerintah terutama mentri pendidikan Korea!” ujarnya mengebu-ngebu pada Mark.“Kau salah, bukan masalah penjajah atau bukan, tapi bahasa ini paling banyak digunakan di Negara lain, kalau kau tersesat bahasa Inggris bisa menyelamatkanmu. Bukan berarti Inggris menjajah Korea lalu bahasa Inggris dilarang dipelajari,” jelasnya menahan luapan emosi.“Siapa juga yang pergi keluar negeri, aku tetap di Korea,”“Bukannya kau ingin jadi model, model itu setidaknya mengetahui basis bahasa Inggris,”“Ah! Aku paling benci saat kau seperti ini,”“Seperti apa maksudmu,”“Seperti kau selalu benar dan aku selalu yang salah!” cerocosnya kesal, bibirnya mengerucut alisnya menjadi satu.“Kau sendiri yang menempatkan diri disisi salah, berbicara perlu dipikir dulu, tak asal ucap. Ucapanmu bisa jadi boomerang sendiri,” khotbahnya.Lantas Jiyeon menarik buku— yang Mark pegang menuju ke atas meja. Setelah itu ia memberikan pennya kepada Mark. Lalu meletakkan pen tersebut di meja. Mark menunggu apa yang aan Jiyeon jelaskan padanya, “Coba kau tulis hangul, kapten Baek yang mengenakan baju hitam, berlayar dengan kapal bernama seratus pulau!” tantang Jiyeon.Mark mencobanya, ia menulis apa yang Jiyeon tantang padanya. Belum menjadi sebuah kalimat Mark sudah menciptakan kesalahan tulis. Itu sebuah kabar gembira untu Jiyeon—yang siap-siap bersama sepasang mata membara menyela Mark, “Eyy… heee~ ini bei bukan bae! Cham, apa susahnya menulis hangul ahahaha,”Mark berdesis dan sempat mengetuk pensilnya ke meja melampiaskan amarahnya. Jiyeon tau ia berhasil membuat Mark menjadi lemah tak berdaya seperti dirinya yang dihadapkan dengan bahasa Inggris. Jiyeon pun puas meledek kekurangan Mark.“Neo waegeure, kita ‘kan sedang membahas Inggris,” protesnya.“Makanya jangan terlalu keras padaku, lihat, kau sendiri tak berdaya dengan hangul. Aku mau di-didik oleh orang yang paham hangul,” tukas Jiyeon.“Lalu kenapa kau memanggilku untuk mengajarimu, sia-sia tenaga yang aku keluarkan, lain kali mintalah pada Jackson,” serang Mark. Ia tak tahan lagi dengan keluhan, kata-kata putus asa milik Jiyeon yang terucap. Ia menatap Jiyeon dengan tatapan serius daripada biasanya, menginginkan kekonyolan ini berhenti dan memulai dengan sungguh-sungguh. Jiyeon tak bisa merasa nyaman bila Mark sudah serius menanggap
đang được dịch, vui lòng đợi..
Kết quả (Việt) 2:[Sao chép]
Sao chép!
Tôi đã nói từ 'sau khi' sau đó chắc chắn -ing "lẩm bẩm Mark-giống trên Jiyeon ngồi bên cạnh anh ấy đeo một sợi dây thừng trói trán như thể anh là bedara trận chiến lớn. Nhưng chiến đấu, anh phải đối mặt không phải là một sự phong phú chiến đấu của máu, làn chói tai xuyên qua màng nhĩ mà là một cuộc chiến giữa anh và những bài học ngoại ngữ, ngôn ngữ, trong đó các cử tri rằng đất nước ngôn ngữ termasu kẻ xâm lược là tiếng Anh.

"Arraseo, biết tôi là một cư sĩ, làm thế nào tôi có thể trực tiếp , "ông nói cáu kỉnh. Ông đã đưa ra một cái nhìn ác liệt. Mặc dù namja bên cạnh mà không có đối tác khác, nhưng những khoảnh khắc như thế này anh đã quên những ký ức ấm áp khi cùng nhau.

Trong cafetari bỏ hoang, nhưng tiếng ồn Jiyeon và Mark không khí menghidupan. Giả sử họ đã trở về nhà của họ, nếu chỉ Jiyeon tạo thuận lợi cho quá trình học tập của Mark. Thời gian để thời gian đó đã xảy ra là một fuss perdebadan họ.

"Hahhh," anh thở dài thô trong khi massage nếp nhăn trán, "Vâng, chúng ta lặp lại với những vấn đề mới, 'Bella thăm Jack và sau đó trở về nhà", cần phải được lặp đi lặp lại? "Ông chào Jiyeon.

"Đừng lo lắng," ông nói khi ông viết về Mark vào bản dịch tiếng anh.

tay di chuyển tạo ra những vệt mực trên một cây bút trên giấy, viết bảng chữ cái thuộc về Jiyeon ấn tượng clunky so hangul, ông đã cẩn thận viết gọn gàng và có trật tự, và do đó ông chậm nhất trong kỳ thi tiếng anh khi ông phải đối mặt với những câu hỏi không câu hỏi nhiều lựa chọn.

Sau khi viết một từ mà ông cho rằng giống như ý nghĩa của câu hỏi rằng Mark đã cho, ông chuyển sang cuốn sách gợi ý cho Đánh dấu đầy tự tin, những người hiểu biết những gì làm cho nó rất thoải mái với những câu trả lời. Cho đến khi Mark lấy cuốn sách để đọc mặt câu trả lời của Jiyeon, vẻ mặt của Mark là khó đọc, cuối cùng Mark sniff hơi bực bội lần thứ bao nhiêu của mình. Ông quay sang Jiyeon. Bây giờ nhìn vào waja Đánh dấu như trước, sau đó Jiyeon biết điều gì sẽ xảy ra và anh không thích nó.

"Bella lần Jack tiếp theo trở về nhà - -" ejanya người đọc các câu trả lời Jiyeon.

"Sai một lần nữa," anh trả lời cáu kỉnh.

"RIP tiếng Anh , có, cuốn sách kamusmu mộ, "cô trả lời khả năng Jiyeon.

" không phải là xấu như bạn nói, "phản đối Jiyeon người không nhận được trong khi chỉ trỏ vào kết quả karyannya.

" Về điều này dễ dàng, bạn sai rồi, thời gian thua kém học sinh tiểu học, "anh càu nhàu.

"làm sao tôi biết các em học sinh tiểu học có thể là một vấn đề nói về?!" thách thức Jiyeon.

"vấn đề bây giờ chỉ cần các trường tiểu học tiêu chuẩn, Jiyeon!"

"có gì bisaku! Tôi đã yếu bằng tiếng Anh, dù sao ngôn ngữ của thực dân tại sao là một bài học lớn, tôi đã sekalai không hiểu được chính phủ đặc biệt là Bộ giáo dục của Hàn Quốc! "Ông mengebu-ngebu Mark.

" Anh sai rồi, không có khách thuê có vấn đề hay không, nhưng ngôn ngữ được sử dụng rộng rãi nhất ở các nước khác, nếu bạn bị lạc trong tiếng Anh có thể tiết kiệm. Không phải là người Anh thuộc địa Anh Quốc và bị cấm để tìm hiểu, "ông giải thích chịu một trận lụt của cảm xúc.

" Ai cũng đi ra nước ngoài, nếu tôi còn ở Hàn Quốc, "

" Em không muốn trở thành một người mẫu, một mô hình có ít nhất là biết cơ sở ở Anh, "

" Ah! Tôi ghét khi bạn đang như thế này ",

" Anh có ý gì ",

" Giống như bạn luôn luôn đúng, và tôi luôn luôn sai! "Cerocosnya khó chịu, đôi môi anh mím lông mày của mình với nhau.

" Bạn là một trong những người đặt mình bên cạnh một, nói chuyện cần phải được nghĩ ra, không có nhà cho biết. Nó có thể là một lời của boomerang, "thuyết pháp.

Rồi Jiyeon sách thú vị rằng Mark giữ tiến vào bảng. Sau đó ông đã cho bút của mình với Mark. Sau đó đặt bút trên bàn. Đánh dấu chờ gì aan Jiyeon giải thích với ông, "Tại sao bạn không viết hangul, đội trưởng Baek mặc đồ đen, với một con tàu buồm gọi là trăm hòn đảo!" Challenged Jiyeon.

Đánh dấu đã cố gắng, ông đã viết những gì Jiyeon thách thức anh. Không phải là một câu Mark đã tạo ra một lỗi ghi. Đó là một tin tức tốt mà Jiyeon untu sẵn sàng cùng với một đôi mắt đốt gián đoạn Mark, "Eyy ... heee ~ bei này không Bae! Chăm, những gì là khó để viết ahahaha hangul, "

Đánh rít lên và đã khai thác bút chì của mình trên bảng trút cơn giận của mình. Jiyeon biết ông quản lý để làm cho Mark trở thành bất lực khi phải đối mặt với ngôn ngữ tiếng Anh. Jiyeon đã hài lòng Đánh trêu thiếu.

"Waegeure Neo, chúng tôi không bạn đang nói tiếng Anh," cô phản đối.

"Vì vậy, không quá khó khăn với tôi, nhìn, bạn cho mình bất lực với tiếng Hàn. Tôi muốn được học bởi những người biết tiếng Hàn, "Jiyeon nói.

" Sau đó, tại sao bạn gọi tôi dạy, lãng phí năng lượng mà tôi đã diễn ra, thời gian tới hỏi ở Jackson, "tấn công Mark.

Ông không còn chịu được khiếu nại, nói Jiyeon từ tuyệt vọng được nói thuộc. Anh nhìn chằm chằm Jiyeon với một cái nhìn nghiêm trọng hơn bình thường, muốn dại dừng này và bắt đầu một cách nghiêm túc. Jiyeon không thể cảm thấy thoải mái khi Mark đã nhận thức một cách nghiêm túc
đang được dịch, vui lòng đợi..
 
Các ngôn ngữ khác
Hỗ trợ công cụ dịch thuật: Albania, Amharic, Anh, Armenia, Azerbaijan, Ba Lan, Ba Tư, Bantu, Basque, Belarus, Bengal, Bosnia, Bulgaria, Bồ Đào Nha, Catalan, Cebuano, Chichewa, Corsi, Creole (Haiti), Croatia, Do Thái, Estonia, Filipino, Frisia, Gael Scotland, Galicia, George, Gujarat, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Hungary, Hy Lạp, Hà Lan, Hà Lan (Nam Phi), Hàn, Iceland, Igbo, Ireland, Java, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Kurd, Kyrgyz, Latinh, Latvia, Litva, Luxembourg, Lào, Macedonia, Malagasy, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Myanmar, Mã Lai, Mông Cổ, Na Uy, Nepal, Nga, Nhật, Odia (Oriya), Pashto, Pháp, Phát hiện ngôn ngữ, Phần Lan, Punjab, Quốc tế ngữ, Rumani, Samoa, Serbia, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenia, Somali, Sunda, Swahili, Séc, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thái, Thổ Nhĩ Kỳ, Thụy Điển, Tiếng Indonesia, Tiếng Ý, Trung, Trung (Phồn thể), Turkmen, Tây Ban Nha, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Việt, Xứ Wales, Yiddish, Yoruba, Zulu, Đan Mạch, Đức, Ả Rập, dịch ngôn ngữ.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: